Menyigi Proyek Milik PUPR Kabupaten Pesisir Selatan di Bongkar.Pelaksana PT.KDB
Sumbar.Pesisir.Ovumnews.com–
Terkait dugaan penyimpangan pekerjaan paket rehabilitasi/pemeliharaan jalan PHJD KPSN Mandeh tahap 2, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pesisir Selatan menyikapinya.
Bahkan, pekerjaan diduga tak mengacu bestek itu, langsung dibongkar.
Dugaan penyimpangan pekerjaan proyek di Dinas PUPR Kabupaten Selatan, kembali terkuak.
Kali ini terjadi pada paket rehabilitas/pemeliharaan Jalan PHJD KSPNk Mandeh tahap II. Pasalnya, bernomor kontrak 10/BM/T-PHJD/PUTR-PS/IV/2021, tanggal Kontrak 21 April 2021, tanggal SPMK 30, ditenggarai tak mengacu spesifikasi teknis.
Alhasil, proyek bernilai kontrak 26.396.134.000, baru saja dikerjakan sudah ada yang rusak, terutana untuk pekerjaan minor.
Pasangan batu untuk bahu jalan proyek masa pelaksanaan 180 hari kalender, berlokasi tersebar di Kabupaten Pesisir Selatan, sudah ada yang lepas dan runtuh
Prediksi pengamat jasa konstruksi, Boy Roy Indra, SH penyebab ambruknya pekerjaan dengan
konsultan, PT Alocita Mandiri, kontraktor, PT Dekky Karya Bestari, disebabkan pasangan batu diragukan Katanya, kepada media ini, Sabtu (19/6) untuk pekerjaan pasangan batu bahu jalan, sarat penyimpangan.
Padahal, pasangan batu diareal persawahan dan kondisi tanah labil dan berair. Dalam gambar kerja disebutkan kedalaman koporan 30 Cm, namun tak dilakukan penggalian.
Begitu juga lokasi pasangan batu dilakukan dalam genangan air. Semestinya, sebelum pasangan batu dilakukan, harus dikeringan terlebih dahulu menggunakan penyedot air.
“Penyedot air tak terlihat dilokasi pekerjaan. Air yang mengalir sawahan tak dikeringkan saat dilakukan pekerjaan pasangan batu. Bahkan, batu bercampur tanah juga tak dicuci.
Sehingga adukan semen bercampur tanah yang melekat pada batu itu. Parahnya, juga dilakukan dalam air lebih kurang setinggi lutut. Wajar saja, tak berapa lama sudah ambruk,” katanya.
Mengacu pada teknis, pekerjaan pasangan batu menggunakan koporan. Air dikeringkan sebelum dikerjakan.
Alat penyedot harus tersedia dilokasi. Sebab, pekerjaan ditanah persawahan yang labil dan berair.
”Namun, semuanya itu terabaikan. Wajar saja baru dikerjakan sudah bermasalah,” ungkap Boy
Boy juga melihat persoalan timbunan untu jalan.
Terlihat timbunan tanah bercampur batu besar, tanpa dipisahkan. Bahkan, dibiarkan dan dipadatkan bersama tanah timbunan.
“Ini hampir terjadi disepanjang jalan yang dikerjakan,” katanya sembari mengatakan, meski timbunan tanah berbatu, tapi batu ukuran besar dibuang
Masalah lain, terindikasi tak mengacu spesifikasi teknis, terlihat tumpukan material menutupi sepanjang jalan.
Tak terlihat rambu atau police line diantara tumpukan material menutupi jalan tersebut.
” Ini juga berbahaya terhadap pengendara melintasi jalan tersebut, terutama saat malam hari. Padahal, Sistim Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3) bagian dari kontrak” imbuhnya.
Menariknya, Syahrul Pelaksana Lapangan PT. Dekky Karya Bestari, saat dikonfirmasikan via Hpnya, Sabtu (19/6) terkesan menghindar.
Bahkan, ia melempar tanggungjawab kepada Syafriwan, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Pesisir Selatan.” Bukan urusan saya lagi, tanya saja kepada Syafriwan,” katanya
Syafriawan Kadis PUPR Kabupaten Pesisir Selatan, pada waktu bersamaan memberikan apresiasi terhadap kontrol yang dilakukan media ini.
Bahkan, melalui pengawasan media, pekerjaan rekanan bisa diawasi.” Kita sikapi temuan media ini,” katanya.
Dua hari berikutnya, Senin (11/6) Syafriwan kembali menghubungi media ini. Sembari mengirimkan poto ke WA media ini, Syafriwan mengatakan, sudah dilakukan pembongkaran sesuai berita media ini.
“Kita telah lakukan pembongkaran terhadap pekerjaan tak mengacu spesifikasi teknis.
Terutama pasangan batu untuk saluran air dan bahu jalan,” kata Syafriwan sembari berharap media ini juga melakukan kontrol terhadap paket lain yang menjadi tanggungjawbnya sebagai Kadis PU. Novri