Melirik Proyek Pengendalian Batang Lembang Ala PT.GJK Diduga Gunakan Marerial Tak Sesuai Spek.di Duga Pengawas Merestui. Proyek Terancam Tidak Siap.
Sumbar.Solok. Ovumnews.com—Bukan Rahasia umum lagi, trik pengurangan mutu pekerjaan kerap kali diyakini oleh oknum kontraktor natal untuk mengajukan keuntungan, seperti pengadaan material bahan yang tidak sesuai spek, biar bisa di beli dengan harga murah.
Mengurangi volume pasangan takaran pemakaian bahan dan semen tak sesuai takaran tidak sesuai dengan perencanaan teknis . Pekerjaan kontraktor nakal biasanya tidak memikirkan mutu dan kualitas pisik yang dikerjakan, Karena dengan mengejar penyelesaian yang cepat, guna menghemat pengeluaran upah dan dapat memperoleh keuntungan dengan sebesar besarnya.
Dugaan trik kotor tersebut juga mengancam pekerjaan Pembangunan Prasarana Pengendalian Batang Lembang di Kabupaten Solok.
Titik proyek berada disamping Jembatan Jalan utama kota Solok jalan Propinsi Sumatra Barat.
Proyek Milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera V (BWSS V).
Pembangunan Sarana Prasarana Pengalian Banjir Batang Lembang di Kabupaten Solok .Nomor Kontrak HK.02.03/BSW.lV.SV.PJSA.lAKR./SP ll/18
Tanggal Kontrak.9 Pebruari 2022
Nilai Kontrak.14.515.540.000
Nomor SPMK.SPMK/BWS.SV.IAKR/ SP ll/15.
Tanggal SPMK.14.Pebruari 2022
Waktu Pelaksana.320 hari Kalender,kalender Pelaksana.PT.Gemilang Jaya Konstruksi.Konsultan.Pengawas PT.Wandra Cipta.
Pengawasan yang Lakoborasi dengan Komitmen PPK juga diragukan dalam pengawasan dilapangan tentang material yang di pakai untuk proyek tersebut.
Harri Sanjaya selaku pihak PT.Gemilang Jaya Kontruksi,dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK ) Sungai ll Eka Hendra Irawan termasuk yang bertanggung jawab tentang pelaksanaan proyek ini.
Pasalnya, material yang di gunakan sangat diragukan, sehingga berdampak kepada kualitas proyek tersebut.
Investigasi yang dilakukan MT-AB Bersama tim media ,Sutarman SE,selaku Kabid Investigasi , dilapangan terlihat pasangan batu dinding asal jadi kedalaman pondasi kurang dalam, proyek bagian bawah pondasi akan dilobangi air,akan membuat pasangan dinding turun dan retak membuat proyek gagal konstruksi proyek tak bertahan lama.
Untuk lantai lenong tebing dan Kopor pondasi juga dipertanyakan
Pekerjaan berada di dasar sungai berlumpur .di kuatirkan bila hujan turun proyek ini akan amruk sebab debit air dilokasi di proyek airnya sangatlah besar. Jangan kita melihat bagus diatasnya saja. ungkap sutarman.
Proyek yang di biayai dari uang rakyat, kita minta kepada APH untuk melakukan pemeriksaan terkait dengan Proyek ini dengan nilai 14 milyar, terlihat beberapa kejangalan dalam pekerjaan serta material yang di pakai.
Ironis terlihat juga dilapangan Pasangan batu diduga tidak sesuai spek yang mana tidak ada pondasi siku sangat tipis bagian perut pasangan batu dinding besar dan keatasnya tipis,
juga untuk lantai pasangan batuasal jadi batu yang dipasang
diduga batu tidak sesuai spesifikasi dalam kontrak.
Meski pekerjaan ini bernilai Rp 14.515.540.000 ternyata PT.Wandra Cipta.selaku pengawas dilapangan Buruknya kualitas proyek ini tentu tak lepas dari pungsi pengawas mengawasi proyek ini.
Proyek dengan masa pelaksanaan selama 320 hari kalender ini juga terlihat diberapa titik belum siap dalam masa pekerjaan.proyek terancam diduga tidak siap sesuai kontrak
Sutarman SE ,DPP MT-AB Sumbar itu menambahkan menilai pekerjaan proyek ini ada titik titik asal-asalan disebabkan karena kurangnya pengawasan. sehingga, rekanan bekerja sesuka hati.
Jadi apabila benar yang disampaikan oleh salah seorang pekerja dengan mengatakan pengawas jarang di lokasi seharusnya instansi yang punya kegiatan menegur juga hendaknya konsultan pengawas yang tidak komit tersebut.
Dan dari dinas SDA juga aktif untuk mengawasinya karena kegiatan tersebut yang memberi jasa kepada kontraktor pilihannya.
Sebab harapan masyarakat bagai mana Proyek ini yang dibuat dengan uang rakyat itu betul-betul terjamin mutu dan kualitasnya”,
Proyek yang di biayai dari uang rakyat, kita minta kepada Aparat Penegak Hukum (APH) untuk melakukan pemeriksaan terkait dengan Proyek ini dengan nilai 14 milyar, terlihat beberapa kejangalan dalam pekerjaan serta material yang di pakai untuk proyek ini jelas Sutarman.SE. (Hasmi)